Makalah Tentang Kenakalan Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar belakang Masalah
Manusia sebagai makluk Tuhan akan melalui suatu proses
pertumbuhan, Manusia terlahir dalam
keadaan suci tergantung bagaimana cara orang tuanya mendidik,apakah anak
tersebut nantinya menjadi anak yang baik atau sebaliknya menjadi anak yang
Jahat. Perkembangan manusia dimulai dari Masa Bayi,anak-anak,kemudian beranjak
Remaja,Dewasa dan akhirnya Tua.
Masa yang paling menarik untuk di bahas pada kali ini adalah Masa remaja,kenapa demikian?
Karena karena Kami beranggapan bahwa pada Masa remaja seseorang sedang mengalami
suatu Proses transisi dalam berbagai hal misalnya Perubahan Postur Tubuh maupun
pemikiran yang mulai lebih dewasa,sehingga pada masa ini biasanya para Remaja
cenderung ingin mencari hal-hal yang baru yang cenderung Ikut-ikutan.jadi patut diketahui bahwa pada masa remaja,
Manusia akan mencari sebuah jati diri sehingga pada masa ini dibutuhkan
perhatian dan arahan dari Orang tua agar mereka tidak salah arah, akhir-akhir
ini kita dapat menyaksikan baik melalui media cetak maupun elektronik banyak
anak-anak muda atau dengan kata lain anak remaja malah terjerumus pada
pergaulan- pergaulan yang bisa menjerumuskan dirinya kedalam sebuah jurang yang
dapat mengakibatkan kehancuran baik Moral Maupun Ahlak di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Bertolak dari latar belakang inilah Kami merasa bahwa kami perlu untuk mengangkat sebuah topic
tentang Problematika Kenakalan pada kalangan Remaja serta dampak dan solusinya
yang akan kami bahas pada Bab berikutnya.
I.II Rumusan Masalah
A.
Berbagai Pendapat Para ahli
tentang Kenakalan Remaja
B.
Bentuk dan aspek- aspek
Kenakalan Remaja
C.
Karakteristik Remaja Nakal
D.
Faktor yang mempengaruhi
Kecenderungan Kenakalan Remaja
E.
Solusi Permasalahan
I.III Landasan teori
1. Menurut
Kartono, ilmuwan sosiologi, mengatakan bahwa kenakalan remaja dalam bahasa
inggris di kenal dengan istilah Juvenile
delinquency yaitu merupakan gejala Patologis social pada remaja yang
disebabkan oleh satu betuk pengabaian social,yang berakibat mereka
mengembangkan perilaku menyimpang.
(Brightteens.host22.com)
2.
Menurut kartono(2003), Bentuk dan Aspek-aspek yeng mempengaruhi
kenakalan remaja ada 4, Yaitu: Kenakalan terisolir, Kenakalan Neurotik,
Kenakalan Psikotik, Kenakalan defek moral.
3. Menurut Jansen (2002), Bentuk
dan aspek kenakalan remaja ada 4,yaitu : Kenakalan yang menimbulkan korban
fisik pada orang lain, Kenakalan yang menimbulkan korban materi,Kenakalan
sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain, Kenakalan yang
melawan status.
4. Hurlock(1973), bentuk dan aspek
kenakalan remaja ada 4, Yaitu: Perilaku yang menyakiti diri sendiri dan orang
lain, Perilaku yang membahayakan hak milik orang lain, Perilaku yang tidak
terkendali, Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3. Menurut Santrock ( 1986) Faktor-
factor yang mempengaruhi Kecenderungan Kenakalan Remaja ada 9 Faktor,yaitu:
Identitas, Kontrol diri,Usia, jenis Kelamin,Harapan Terhadap pendidikan
nilai-nilai di sekolah, Proses keluarga,pengaruh teman sebaya,Kelas social
ekonomi, Kualitas Lingkungan sekitar tempat tinggal.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.I Pendapat
para ahli tentang Kenakalan Remaja
Dalam kehidupan para remaja seringkali kita
temui hal-hal yang positif ataupun negative
dalam Pergaulannya dengan Lingkungan
sekitar, baik lingkungan dengan teman- temannya di sekolah maupun di lingkungan
tempat ia tinggal karena masa remaja merupakan masa transisi dimana seorang Remaja masih mencari Jati diri sehingga
masih dalam hal pergaulan tingkat emosinya masih sangat Labil dan mudah
terombang-ambing.Oleh karena itu mereka sering ingin mencoba sesuatu hal yang
baru,misalnya soal penampilan dan Gaya hidup. Ada sebagian dari mereka lebih
suka berfoya-foya dan melakukan hal-hal yang menyimpang yang menurut anggapan
mereka itu adalah bagian dari gaya hidup masa kini,padahal itu merupakan sebuah
bentuk kenakalan.
Kenakalan Remaja menurut definisi Para ahli adalah
sebagai berikut:
1.
Menurut Kartono(2003), Kenakalan
remaja biasa disebut dengan istilah latin “Juveniledelinquere”
-
juvenile, yang artinya anak-anak, anak
muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja.
-
Delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang
kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal,
pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya.
Jadi, Juveniledelinquency atau kenakalan
remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala
sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh
satu bentuk pengabaian sosial, sehingga
mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja
mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapatditerima sosial sampai
pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003).
2.
Mussen dkk (1994),
mendefinisikan kenakalan remaja sebagai perilaku yang melanggar hukum atau
kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini
dilakukan oleh orang dewasa maka akan
mendapat sangsi hukum.
3.
Hurlock (1973), juga menyatakan
kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat
seseorang individu yang melakukannya masuk penjara. Sama halnya dengan Conger
(1976) & Dusek (1977) mendefinisikan kenakalan remaja sebagai suatu
kenakalan yang dilakukan oleh seseorang
individu yangberumur di bawah 16 dan 18 tahun yang melakukan perilaku yang
dapat dikenai sangsi atau hukuman.
4.
Sarwono (2002) mengungkapkan kenakalan remaja sebagai
tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana.
5.
sedangkan Fuhrmann
(1990),menyebutkan bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda yang dapat
merusak dan menggangu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan
tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.
II.II Bentuk dan aspek- aspek Kenakalan Remaja
1.
Menurut Kartono (2003),
bentuk-bentuk perilaku kenakalan remaja dibagi menjadi empat, yaitu :
a.
Kenakalan terisolir
(Delinkuensi terisolir)
Kelompok ini
merupakan jumlah terbesar dari remaja
nakal. Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan psikologis.
Perbuatan nakal mereka didorong oleh faktor-faktor berikut :
-
Keinginan meniru dan ingin
bekerjasama dengan gangnya, jadi tidak
ada motivasi, kecemasan atau konflik batin yang tidak dapat diselesaikan.
-
Mereka kebanyakan berasal dari
daerah kota yang transisional sifatnya
yang memiliki subkultur kriminal. Sejak kecil remaja melihat adanya gang-gang
kriminal, sampai kemudian dia ikut bergabung. Remaja merasa diterima, mendapatkan kedudukan hebat,
pengakuan dan prestise tertentu.
-
Pada umumnya remaja berasal
dari keluarga berantakan, tidak harmonis, dan mengalami banyak frustasi.
Sebagai jalan keluarnya, remaja memuaskan semua kebutuhan dasarnya di tengah
lingkungan kriminal. Gang remaja nakal memberikan alternatif hidup yang
menyenangkan.
-
Remaja dibesarkan dalam keluarga
tanpa atau sedikit sekali mendapatkan supervisi dan latihan kedisiplinan yang
teratur, sebagai akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan norma hidup
normal. Ringkasnya,delinkuen terisolasi itu mereaksi terhadap tekanan dari
lingkungan sosial, mereka mencari panutan dan rasa aman dari kelompok gangnya, namun pada usia dewasa, mayoritas
remaja nakal ini meninggalkan perilaku kriminalnya, paling sedikit 60 % dari
mereka menghentikan perilakunya pada usia 21-23 tahun. Hal ini disebabkan oleh
proses pendewasaan12 dirinya sehingga remaja menyadari adanya tanggung jawab
sebagai orang dewasa yang mulai memasuki peran sosial yang baru.
b.
Kenakalan neurotik (Delinkuensi
neurotik)
Pada umumnya, remaja
nakal tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain
berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa dan
lain sebagainya. Ciri - ciri perilakunya adalah :
-
Perilaku nakalnya bersumber
dari sebab-sebab psikologis yang sangat dalam, dan bukan hanya berupa adaptasi
pasif menerima norma dan nilai subkultur gang yang kriminal itu saja.
-
Perilaku kriminal mereka
merupakan ekspresi dari konflik batin
yang belum terselesaikan, karena perilaku jahat mereka merupakan alat pelepas
ketakutan, kecemasan dan kebingungan batinnya.
-
Biasanya remaja ini melakukan
kejahatan seorang diri, dan mempraktekkan jenis kejahatan tertentu, misalnya
suka memperkosa kemudian membunuh korbannya, kriminal dan sekaligus neurotik.
-
Remaja nakal ini banyak yang
berasal dari kalangan menengah, namun pada umumnya keluarga mereka mengalami
banyak ketegangan emosional yang parah, dan orangtuanya biasanya juga neurotik
atau psikotik.
-
Remaja memiliki ego yang lemah,
dan cenderung mengisolir diri dari lingkungan.
-
Motif kejahatannya
berbeda-beda.
-
Perilakunya menunjukkan kualitas
kompulsif (paksaan).
c.
Kenakalan psikotik (Delinkuensi
psikopatik)
Delinkuensi
psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan
tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi keamanan, mereka merupakan
oknum kriminal yang paling berbahaya.
Ciri tingkah laku mereka adalah :
-
Hampir seluruh remaja delinkuen
psikopatik ini berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim,
brutal, diliputi banyak pertikaian keluarga, berdisiplin keras namun tidak
konsisten, dan orangtuanya selalu menyia-nyiakan mereka, sehingga mereka tidak
mempunyai kapasitas untuk menumbuhkan afeksi dan tidak mampu menjalin hubungan emosional
yang akrab dan baik dengan orang lain.
-
Mereka tidak mampu menyadari
arti bersalah, berdosa, atau melakukan pelanggaran.
-
Bentuk kejahatannya majemuk,
tergantung pada suasana hatinya yang kacau dan tidak dapat diduga. Mereka pada
umumnya sangat agresif dan impulsif, biasanya mereka residivis yang berulang
kali keluar masuk penjara, dan sulit sekali diperbaiki.
-
Mereka selalu gagal dalam
menyadari dan menginternalisasikan norma-norma sosial yang umum berlaku, juga
tidak peduli terhadap norma subkultur gangnya sendiri.
-
Kebanyakan dari mereka juga
menderita gangguan neurologis, sehingga mengurangi kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri. Psikopat merupakan bentuk kekalutan mental dengan
karakteristik sebagai berikut: tidak memiliki pengorganisasian dan integrasi
diri, orangnya tidak pernah 14 bertanggung jawab secara moral, selalu mempunyai konflik dengan norma sosial
dan hukum. Mereka sangat egoistis, anti sosial dan selalu menentang apa dan
siapapun. Sikapnya kasar, kurang ajar
dan sadis terhadap siapapun tanpa sebab.
d.
Kenakalan defek moral (Delinkuensi defek moral)
Defek ( defect,
defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang.
Delinkuensi defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu melakukan tindakan anti
sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat penyimpangan, namun ada disfungsi
pada inteligensinya. Kelemahan para
remaja delinkuen tipe ini adalah mereka tidak mampu mengenal dan memahami
tingkah lakunya yang jahat, juga tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya,
mereka selalu ingin melakukan perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan,
rasa kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya sangat dingin tanpa afeksi jadi
ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional. Terdapat kelemahanpada dorongan
instinktif yang primer, sehingga pembentukan super egonya sangat lemah.
Impulsnya tetap pada taraf primitif sehingga sukar dikontrol dan dikendalikan.
Mereka merasa cepat puas dengan prestasinya, namun perbuatan mereka sering
disertai agresivitas yang meledak. Remaja yang defek moralnya biasanya menjadi
penjahat yang sukar diperbaiki. Mereka adalah para residivis yang melakukan
kejahatan karena didorong oleh naluri rendah, impuls dan kebiasaan primitif, di
antara para penjahat residivis remaja, kurang lebih 80 % mengalami kerusakan
psikis, berupa disposisi dan perkembangan mental yang salah, jadi mereka
menderita defek mental. Hanya kurang dari 20 % yang menjadi penjahat disebabkan
oleh faktor sosial atau lingkungan sekitar.
2.
Menurut Jensen (2002)kenakalan
remaja dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu:
a.
Kenakalan yang menimbulkan
korban fisik pada orang lain,contohnya: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan,
dan lain-lain.
b.
Kenakalan yang menimbulkan
korban materi, misalnya: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dan
lain-lain.
c.
Kenakalan sosial yang tidak
menimbulkan korban di pihak orang lain,misalnya: pelacuran, penyalahgunaan
obat, hubungan seks bebas.
d.
Kenakalan yang melawan status,
misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat
dari rumah, membantah perintah.
3.
Hurlock (1973) berpendapat
bahwa kenakalan yang dilakukan remaja terbagi dalam empat bentuk, yaitu:
a.
Perilaku yang menyakiti diri
sendiri dan orang lain.
b.
Perilaku yang membahayakan hak
milik orang lain, seperti merampas,mencuri, dan mencopet.
c.
Perilaku yang tidak terkendali,
yaitu perilaku yang tidak mematuhi orangtua dan guru seperti membolos, mengendarai kendaran
dengan tanpa surat izin, dan kabur dari rumah.
d.
Perilaku yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain, seperti
mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, memperkosa dan menggunakan senjata
tajam.
Dari beberapa bentuk kenakalan pada remaja dapat disimpulkan
bahwa semuanya menimbulkan dampak negatif yang tidak baik bagi dirinya sendiri
dan orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Adapun aspek-aspeknya diambil dari
pendapat Hurlock (1973) & Jensen (2002).Terdiri dari aspek perilaku yang
melanggar aturan dan status, perilaku yang membahayakan dirisendiri dan orang
lain, perilaku yang mengakibatkan korban materi, dan perilaku yang
mengakibatkan korban fisik.
II.III
Karakteristik Remaja Nakal
Menurut Kartono (2003), remaja nakal itu mempunyai
karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja tidak nakal. Perbedaan itu
mencakup :
a.
Perbedaan struktur intelektual
Pada umumnya
inteligensi mereka tidak berbeda dengan inteligensi remaja yang normal, namun
jelas terdapat fungsi-fungsi kognitif khusus yang berbeda biasanya remaja nakal
ini mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai
untuk ketrampilan verbal (tes Wechsler). Mereka kurang toleran terhadap hal-hal
yang ambigius biasanya mereka kurang mampu memperhitungkan tingkah laku orang
lain bahkan tidak menghargai pribadi lain dan menganggap orang lain sebagai
cerminan dari diri sendiri.
b.
Perbedaan fisik dan psikis
Remaja yang nakal
ini lebih “idiot secara moral” dan memiliki perbedaan ciri karakteristik yang
jasmaniah sejak lahir jika dibandingkan dengan remaja normal. Bentuk tubuh
mereka lebih kekar, berotot, kuat, dan pada umumnya bersikap lebih agresif.
Hasil penelitian juga menunjukkan ditemukannya fungsi fisiologis dan neurologis
yang khas pada remaja nakal ini, yaitu:mereka kurang bereaksi terhadap stimulus
kesakitan dan menunjukkan
ketidakmatangan jasmaniah atau anomali perkembangan tertentu.
c.
Ciri karakteristik individual
Remaja yang nakal
ini mempunyai sifat kepribadian khusus yang menyimpang, seperti :
-
Rata-rata remaja nakal ini
hanya berorientasi pada masa sekarang,bersenang-senang dan puas pada hari ini
tanpa memikirkan masa depan.
-
Kebanyakan dari mereka
terganggu secara emosional.
-
Mereka kurang bersosialisasi
dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan,
dan tidak bertanggung jawab secara sosial.
-
Mereka senang menceburkan diri
dalam kegiatan tanpa berpikir yang merangsang rasa kejantanan, walaupun mereka
menyadari besarnya risiko dan bahaya yang terkandung di dalamnya.
-
Pada umumnya mereka sangat
impulsif dan suka tantangan dan bahaya.
-
Hati nurani tidak atau kurang
lancar fungsinya.
-
Kurang memiliki disiplin diri
dan kontrol diri sehingga mereka menjadi liar dan jahat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja nakal
biasanya berbeda dengan remaja yang tidak nakal. Remaja nakal biasanya lebih
ambivalen terhadap otoritas, percaya diri pemberontak, mempunyai control diri
yang kurang, tidak mempunyai orientasi pada masa depan dan kurangnya kemasakan
sosial, sehingga sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial.
II.IV Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecenderungan Kenakalan Remaja
Faktor-faktor kenakalan remaja menurut Santrock,(1996)
lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
a.
Identitas
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson
(dalam Santrock, 1996) masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi identitas
harus di atasi. Perubahan biologis dan sosial memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi terjadi pada kepribadian remaja: (1)terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya dan (2)tercapainya identitas peran, kurang lebih
dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang
dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja. Erikson percaya bahwa
delinkuensi pada remaja terutama ditandai dengan kegagalan remaja untuk
mencapai integrasi yang kedua, yang melibatkan aspek-aspek peran identitas. Ia
mengatakan bahwa remaja yang memiliki masa balita, masa kanak-kanak atau masa
remaja yang membatasi mereka dari berbagai peranan sosial yang dapat diterima
atau yang membuat mereka merasa tidak mampu memenuhi tuntutan yang dibebankan
pada mereka,mungkin akan memiliki perkembangan identitas yang negatif. Beberapa
dari remaja ini mungkin akan mengambil bagian dalam tindak kenakalan, oleh
karena itu bagi Erikson, kenakalan adalah suatu upaya untuk membentuk suatu
identitas, walaupun identitas tersebut negatif.
b.
Kontrol diri
Kenakalan remaja
juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri
yang cukup dalam hal tingkah laku.
Beberapa anak gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang esensial yang
sudahdimiliki orang lain selama proses pertumbuhan. Kebanyakan remaja telah mempelajari
perbedaan antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak
dapat diterima, namun remaja yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini.
Mereka mungkin gagal membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima, atau mungkin mereka
sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara keduanya namun gagal mengembangkan
kontrol yang memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk membimbing tingkah
laku mereka. Hasil penelitian yang dilakukan baru-baru ini Santrock(1996)
menunjukkan bahwa ternyata kontrol diri mempunyai peranan penting dalam
kenakalan remaja. Pola asuh orangtua yang efektif di masa kanak-kanak
(penerapan strategi yang konsisten, berpusat
pada anak dan tidak aversif) berhubungan dengan dicapainya pengaturan
diri oleh anak. Selanjutnya, dengan memiliki ketrampilan ini sebagai atribut
internal akan berpengaruh pada menurunnya tingkat kenakalan remaja.
c.
Usia
Munculnya tingkah
laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya di
masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini
nantinya akan menjadi pelaku kenakalan, seperti hasil penelitian dari McCord (
2003) yang menunjukkan bahwa pada usia dewasa, mayoritas remaja nakal tipe
terisolir meninggalkan tingkah laku kriminalnya. Paling sedikit 60 % dari
mereka menghentikan perbuatannya pada usia 21 sampai 23 tahun.
d.
Jenis kelamin
Remaja laki-laki
lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan. Menurut
catatan kepolisian,Kartono (2003) menyebutkan Bahwa pada umumnya jumlah remaja laki-laki yang
melakukan kejahatan dalam kelompok gang diperkirakan 50 kali lipat daripada
gang remaja perempuan.
e.
Harapan terhadap pendidikan dan
nilai-nilai di sekolah
Remaja yang menjadi
pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikan di
sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya
sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Mereka
tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. Riset yang dilakukan olehJanet Chang
dan Thao N. Lee (2005)mengenai pengaruh orangtua, kenakalan teman sebaya, dan
sikap sekolah terhadap prestasi akademik siswa di Cina, Kamboja, Laos, dan remaja Vietnam menunjukkan bahwa
faktor yang berkenaan dengan orangtua secara umum tidak mendukung banyak, sedangkan
sikap sekolah ternyata dapat menjembatani hubungan antara kenakalan teman
sebaya dan prestasi akademik.
f.
Proses keluarga
Faktor keluarga
sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan
keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak,
kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua
dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.Penelitian yang dilakukan oleh
Gerald Patterson dan rekan-rekannya ( 1996) menunjukkan bahwa pengawasan
orangtua yang tidakmemadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan
disiplin yang tidak efektif dan tidak
sesuai merupakan faktor keluarga yang
penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam
keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan.
Faktor genetik juga termasuk pemicu timbulnya kenakalan remaja, meskipun persentasenya
tidak begitu besar.
g.
Pengaruh teman sebaya
Memiliki teman-teman
sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal.
Pada sebuah penelitianSantrock(1996) terhadap 500 pelaku kenakalan dan 500
remaja yang tidak melakukankenakalan di Boston, ditemukan persentase kenakalan
yang lebih tinggi pada remaja yang memiliki hubungan reguler dengan teman sebaya yangmelakukan kenakalan.
h.
Kelas sosial ekonomi
Ada kecenderungan
bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang
lebih rendah dengan perbandingan jumlah remaja nakal di antara daerah
perkampungan miskin yang rawan dengan daerah yang memiliki banyak privilege diperkirakan 50 : 1 (Kartono,
2003). Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan remaja dari kelas sosial rendah
untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh masyarakat. Mereka mungkin
saja merasa bahwa mereka akan mendapatkan perhatian dan status dengan cara
melakukan tindakan anti sosial. Menjadi “tangguh” dan“maskulin” adalah contoh
status yang tinggi bagi remaja dari kelas sosial yang lebih rendah, dan status
seperti ini sering ditentukan oleh keberhasilan remaja dalam melakukan
kenakalan dan berhasil meloloskan diri setelah melakukan kenakalan.
i.
Kualitas lingkungan sekitar
tempat tinggal
Komunitas juga dapat
berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja. Masyarakat dengan tingkat
kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan
aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas
kriminal mereka.Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan,
pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah. Kualitas sekolah,
pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah
faktor-faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan
remaja. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling
berperan menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor
keluarga yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang
kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan
menuju teman sebaya, sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh
kelompok lebih menentukan perilaku
remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang ada dalam keluarga dan
masyarakat.
II.V Solusi
Permasalahan
Adapun solusi
permasalahan yang dapat di lakukan dalam hal untuk mencegah Perilaku yang
menyimpang pada kalangan Remaja adalah sebagai berikut:
1.
Perlunya Kasih sayang dan
perhatian dari orang tua Dalam hal apapun.
2.
Adanya pengawasan dari Orang
tua yang tidak mengekang, contoh: kita boleh saja membiarkan dia melakukan
apadaja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita sebagai
orang tua dia telah melewati batas yang sewajarnya,maka sebagai orang tua kita
perlu memberikan pemahaman tentang dampak dan akibat yang harus ditanggungnya
bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
3.
Biarkanlah dia bergaul dengan
teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun lebih tua darinya.
Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak
sebaya dengannya, yang ada gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka diapun bisa
terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
4.
Pengawasan yang perlu dan
intensif terhadap media komunikasi seperti Televisi, Radio,
Handphone,internet,dll
5.
Perlunya bimbingan kepribadian
di sekolah, karena disanalah tempat anak banyak menghabiskan waktunya selain di
Rumah
6.
Perlunya Pembelajaran Agama
yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah, dan mengunjungi tempat- tempat
ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaan yang dianut
7.
Sebagai Orang tua harus mendukung
Hobi yang dia inginkan selama itu positif untuk dia. Jangan pernah mancegah
hobinya maupun kesempatan untuk dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama
bersifat positif. Karena dengan melarangnya maka akan mengganggu Kepribadian
dan kepercayaan dirinya
8.
Orang tua Harus bisa menjadi
tempat CurHat yang nyaman untuk anak anda, sehingga dapat membimbing dia ketika
ia sedang menghadapi masalah.
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil
dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
1.
kenakalan remaja adalah
kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat
mengakibatkan kerugian dan kerusakan
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah
umur 17 tahun.
2.
Bentuk dan Aspek- Aspek
Kenakalan Remaja:
a.
Menurut Kartono (2003):
-
Kenakalan terisolir
(Delinkuensi terisolir)
-
Kenakalan neurotik (Delinkuensi
neurotik)
-
Kenakalan psikotik (Delinkuensi
psikopatik)
-
Kenakalan defek moral (Delinkuensi defek moral)
b.
Menurut Jensen (2002):
-
Kenakalan yang menimbulkan
korban fisik pada orang lain
-
Kenakalan yang menimbulkan
korban materi
-
Kenakalan sosial yang tidak
menimbulkan korban di pihak orang lain
-
Kenakalan yang melawan status
c.
Hurlock (1973)
-
Perilaku yang menyakiti diri
sendiri dan orang lain.
-
Perilaku yang membahayakan hak
milik orang lain
-
Perilaku yang tidak terkendali
-
Perilaku yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain
3.
Karakteristik Remaja Nakal
Menurut Kartono (2003):
-
Perbedaan struktur intelektual
-
Perbedaan fisik dan psikis
-
Ciri karakteristik individual
4.
Faktor- factor yang
mempengaruhi Kecenderungan Kenakalan Remaja
Menurut Santrock (1986):
-
Identitas
-
Kontrol diri
-
Usia
-
Jenis Kelamin
-
Harapan terhadap pendidikan dan
nilai-nilai di sekolah
-
Proses Keluarga
-
Pengaruh Teman Sebaya
-
Kelas Sosial Ekonomi
-
Kualitas Lingkungan sekitar
tempat tinggal
5.
Sebagai orang tua sudah
seharusnya menjaga dan membimbing anaknya agar tidak salah langkah yang akan
menimbulkan perilaku menyimpang dalam masyarakat dan sudah seharusnya orang tua
mendukung dan mengawasi
anak-anaknya,berikan bimbingan dan motifasi agar anak tersebut yang telah
beranjak remaja mempunyai rasa percaya diri sehingga dapat meraih prestasi yang
membanggakan dan menjadi anak yang dapat berbakti bagi keluarga, masyarakat,
bangsa dan Negara
III.II Saran
1.
Kepada Dosen Mata Kuliah
Jika dalam penulisan Karya tulis ini ada kesalahan, maka
saran dan pendapat dari bapak sangat Kami butuhkan untuk perbaikan pada karya- karya tulis kami
berikutnya.
2.
Kepada Para pembaca
kami menyadari bahwa sebagai Manusia kami tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan untuk itu
jika dalam penulisan Karya Tulis ini terdapat kekeliruan baik dalam isi
maupun pengetikan, kami mohon maaf.
III. III Penutup
Inilah yang dapat Kami Tuliskan sebagai Tugas Pada Mata
Kuliah Ilmu Sosial Budaya dasar,apabila dalam penulisan kami terdapat kesalahan
maka kami mohon maaf.
Hormat
kami
PENULIS
|
DAFTAR PUSTAKA
2. Psokonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian-kenakalan-remaja.html
4. Ulfahmariaugmbab2.pdf
1 Comments:
mas kok gk ada yg valid daftar pustakanya ?
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home